Sampling
pekerjaan (work sampling) adalah
suatu prosedur pengukuran yang dilakukan pada waktu tertentu secara acak yang
dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas, dimana pengamatan yang dilakukan menggunakan sampel
yang diambil secara random. Pengambilan
sampel dibenarkan karena adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang tidak
memungkinkan kita untuk melakukan pengamatan terhadap seluruh anggota populasi.
Sampling pekerjaan sangat cocok digunakan dalam melakukan pengamatan
atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki siklus waktu yang
relatif panjang. Sampling dilakukan secara sesaat-sesaat pada
waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Oleh karena itu penggunaan tabel acak
sangat diperlukan dalam metode ini.
Sebelum melakukan sampling,
terlebih dahulu kita harus melakukan langkah persiapan awal yang terdiri atas
pencatatan segala informasi dari semua fasilitas yang ingin diamati serta
merencanakan jadwal waktu pengamatan berdasarkan prinsip randomisasi (aplikasi
tabel acak). Setelah itu melakukan sampling
yang terdiri dari tiga langkah yaitu melakukan sampling pendahuluan, menguji keseragaman data dan menghitung
jumlah kunjungan kerja.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang dapat dipertanggung jawabkan secara
statistik, perlu ditempuh langkah-langkah yang dijalankan sebelum sampling dilakukan, yaitu:
1.
Menetapkan
tujuan pengukuran yaitu untuk apa sampling
dilakukan, yang akan menentukan besarnya tingkat ketelitian dan tingkat
keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut.
2.
Jika Sampling dilakukan untuk mendapatkan
waktu baku, lakukanlah penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya
suatu sistem kerja yang baik, jika belum ada lakukan perbaikan atas kondisi dan
cara kerja terlebih dahulu.
3.
Memilih
operator–operator yang representatif untuk diukur.
4.
Melakukan
pelatihan bagi operator yang dipilih agar bisa dan terbiasa dengan sistem kerja
yang dilakukan.
5.
Melakukan pemisahan kegiatan sesuai yang ingin
didapatkan.
6.
Menyiapkan
peralatan yang diperlukan berupa papan atau lembaran pengamatan.
7.
Melakukan
pemisahan kegiatan menjadi elemen–elemen pekerjaan yang akan diukur.
8.
Menentukan
waktu pengamatan melalui bilangan acak dari tabel bilangan random atau dari komputer.
Kegunaan metode work
sampling adalah:
1.
Untuk mengetahui distribusi pemakaian
waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja.
2.
Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan
mesin-mesin atau peralatan kerja.
3.
Untuk menentukan waktu baku bagi
pekerja-pekerja non-produksi.
4.
Untuk memperkirakan kelonggaran bagi
suatu pekerjaan.
5.
Untuk mengetahui beban kerja dari
pekerja non-produktif.
Adapun beberapa aplikasi dari metode sampling
pekerjaan untuk berbagai kegiatan antara
lain sebagai berikut:
1.
Aplikasi sampling kerja untuk penetapan waktu
baku.
2.
Aplikasi sampling kerja untuk penetapan waktu
tunggu (delay allowance).
3.
Aplikasi sampling kerja untuk aktivitas perawatan
(maintainance).
4.
Aplikasi sampling kerja untuk kegiatan
perkantoran (office work).
Aplikasi sampling kerja untuk mengamati kegiatan pemimpin perusahaan.
Sampling Pendahuluan
Pada langkah ini dilakukan sejumlah pengamatan terhadap aktivitas kerja dari operator yang diamati untuk mengetahui sistem kerja terbaik dan mengetahui selang waktu yang diambil secara acak. Untuk itu sebuah sampling pekerjaan juga menuntut penghitungan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan. Waktu yang akhirnya diperoleh setelah pengukuran selesai adalah waktu penyelesaian pekerjaan untuk sistem kerja yang dijalankan ketika pengukuran berlangsung. Jadi waktu penyesuaiannya juga hanya berlaku untuk sistem tersebut.
Pada sampling pendahuluan juga dilakukan sejumlah kunjungan untuk mengetahui selang waktu (Dt) dari operator yang bekerja selama satu siklus pekerjaan. Dalam pengamatan ini juga dilakukan pemilihan operator yang bekerja normal untuk diamati pada pengamatan selanjutnya. Melalui penelitian ini akan diketahui total waktu kerja dari stasiun kerja operator yang bersangkutan yang selanjutnya ditentukan jam pengamatan sesuai dengan interval waktu dan waktu siklus serta jam istirahat untuk menentukan populasi pengamatan pekerjaan dan penentuan sampel pengamatan yang akan diamati. Atau jika memungkinkan, dilakukan pelatihan kepada operator untuk sistem kerja terbaik agar operator terbiasa dengan sistem kerja yang ada dan dapat mewakili pekerja lain yang tidak diamati.
Pada langkah ini dilakukan sejumlah pengamatan terhadap aktivitas kerja dari operator yang diamati untuk mengetahui sistem kerja terbaik dan mengetahui selang waktu yang diambil secara acak. Untuk itu sebuah sampling pekerjaan juga menuntut penghitungan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan. Waktu yang akhirnya diperoleh setelah pengukuran selesai adalah waktu penyelesaian pekerjaan untuk sistem kerja yang dijalankan ketika pengukuran berlangsung. Jadi waktu penyesuaiannya juga hanya berlaku untuk sistem tersebut.
Pada sampling pendahuluan juga dilakukan sejumlah kunjungan untuk mengetahui selang waktu (Dt) dari operator yang bekerja selama satu siklus pekerjaan. Dalam pengamatan ini juga dilakukan pemilihan operator yang bekerja normal untuk diamati pada pengamatan selanjutnya. Melalui penelitian ini akan diketahui total waktu kerja dari stasiun kerja operator yang bersangkutan yang selanjutnya ditentukan jam pengamatan sesuai dengan interval waktu dan waktu siklus serta jam istirahat untuk menentukan populasi pengamatan pekerjaan dan penentuan sampel pengamatan yang akan diamati. Atau jika memungkinkan, dilakukan pelatihan kepada operator untuk sistem kerja terbaik agar operator terbiasa dengan sistem kerja yang ada dan dapat mewakili pekerja lain yang tidak diamati.
Pengujian Keseragaman dan Kecukupan
Data
Pengujian
keseragaman data adalah suatu pengujian yang berguna untuk memastikan bahwa
data yang dikumpulkan berasal dari satu sistem yang sama. Melalui pengujian
dapat mengetahui adanya perbedaan data di luar batas kendali (out of control)
yang dapat digambarkan pada peta kontrol. Data-data yang demikian dibuang dan
tidak dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya.
Perhitungan Jumlah Pengamatan yang Diperlukan
Penetapan jumlah pengamatan yang dibutuhkan dalam aktivitas teknik sampling selama ini dikenal lewat formulasi-formulasi tertentu dengan mempertimbangkan dua faktor utama yaitu:
1.
Tingkat
ketelitian (degree of accuracy) dari
hasil pengamatan.
Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari
waktu penyelesaian sebenarnya.
2.
Tingkat
keyakinan (level of convidence) dari
hasil pengamatan.
Tingkat keyakinan menunjukkan seberapa besar keyakinan si pengukur bahwa
hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi.
Contohnya data dengan tingkat
kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5% artinya bahwa penyimpangan yang
diperbolehkan dari rata-rata sebenarnya adalah sebesar 5% dan pengukur yakin
bahwa data yang diperoleh itu benar sebesar 95%.
Apabila
setelah dihitung, ternyata harga N’ lebih kecil daripada harga sebenarnya, maka
pengamatan berhenti karena dianggap telah mencukupi. Sebaliknya jika harga N’
tersebut lebih besar dari harga sebenarnya, maka dilakukan langkah pengamatan
dari awal. Frekuensi pengamatan pada hakikatnya tergantung pada
jumlah pengamatan yang diperlukan dan waktu yang tersedia untuk pengumpulan
data yang direncanakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar