MARGARIN
Bahan Pembuatan Margarin :
1. Minyak Hewani atau nabati, misalnya: minyak kelapa sawit.
2. Vitamin A dan Vitamin D sebagai penambah gizi. Dimana Vitamin A untuk mata, sedangkan Vitamin D untuk tulang.
3. BHA dan BHT sebagai antioksidan yang mencegah oksidasi minyak yang mengakibatkan minyak menjadi rusak dan berbau tengik.
4. β-karoten sebagai pewarna margarin.
5. Natrium Benzoat sebagai bahan pengawet.
6. Ni (Nikel) sebagai katalisator yang sering digunakan dalam proses hidrogenasi.
7. NaOH (kaustik soda) digunakan sebagai proses netralisasi untuk memisahkan asam lemak dari minyak atau lemak.
8. Air sebagai pencampuran bahan.
9. Garam (NaCl) sebagai pemberi asin.
10. Lechitin yang berasal dari kacang kedelai sebagai pengemulsi minyak.
Proses Pembuatan Margarin.
1. Tahap Netralisasi dengan Kaustik Soda
Netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stock).
2. Tahap Bleaching (pemucatan)
Pemucatan ialah suatu proses pemurnian untuk menghilangkan zat-zat warna yang tidak disukai dalam minyak. Pencampuran minyak dengan sejumlah kecil adsorben dan karbon aktif untuk menyerap zat warna dalam minyak tersebut dan menyerap suspensi koloid (gum dan resin).
3. Tahap Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Proses hidrogenasi dilakukan dengan menggunakan hydrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator.
Gliseril trioleat (minyak)/ gliseril tristearat (lemak)
Asam lemak tidak jenuh asam lemak jenuh
4. Tahap Deodorisasi
Proses deodorisasi adalah suatu tahap pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa tidak enak dalam minyak. Kerusakan minyak yang telah mengalami proses deodorisasi dapat disebabkan oleh proses oksidasi, hidrolisa, mikroba dan ion logam seperti Cu, Mg, Fe, Zn yang merupakan katalisator dalam proses oksidasi minyak. Logam tersebut dapat membentuk persenyawaan kompleks dengan hasil oksidasi asam lemak dan berubah menjadi radikal bebas
Pro-oksidan radikal bebas
5. Tahap Emulsifikasi
Proses Emulsifikasi ini bertujuan untuk mengemulsikan minyak dengan cara penambahan emulsifier fase cair dan fase minyak pada suhu 80oC dengan tekanan 1 atm. Terdapat dua tahap pada proses Emulsifikasi yaitu:
a. Proses pencampuran emulsifier fase minyak
Emulsifier fase minyak merupakan bahan tambahan yang dapat larut dalam minyak yang berguna untuk menghindari terpisahnya air dari emulsi air minyak terutama dalam penyimpanan. Emulsifier ini contohnya Lechitin sedangkan penambahan β-karoten pada margarine sebagai zat warna. Serta vitamin A dan D untuk menambah gizi.
b. Proses Pencampuran Emulsifier fas cair.
Emulsifier fase cair merupakan bahan tambahan yang tidak larut dalam minyak.
Emulsifier fase cair ini adalah :
- garam (NaCl) untuk memberikan rasa asin
- BHT (Butylated HydroxyToluene) atau BHA (Butylated HydroxyAnisole) sebagai bahan anti oksidan yang mencegah teroksidasinya minyak yang mengakibatkan minyak menjadi rusak dan berbau tengik
- Natrium Benzoat sebagai bahan pengawet.
6. Packaging (Pengemasan)
Packaging (Pengemasan) adalah proses pengemasan margarine agar mudah dipasarkan biasanya dikemas dalam berbagai bentuk dan ukuran wadah. Saat ini kebayakan margarine dikemas dalam poliethilene dan wadah yang dilapisi kantung.
Secara umum bahan pengemas yang baik terdiri dari 2 lapis, yaitu lapisan dalam berupa foil-wet-strenght tissue dan lapisan luar berupa kertas karton (foil paperboard).
Bahan Pembuatan Margarin :
1. Minyak Hewani atau nabati, misalnya: minyak kelapa sawit.
2. Vitamin A dan Vitamin D sebagai penambah gizi. Dimana Vitamin A untuk mata, sedangkan Vitamin D untuk tulang.
3. BHA dan BHT sebagai antioksidan yang mencegah oksidasi minyak yang mengakibatkan minyak menjadi rusak dan berbau tengik.
4. β-karoten sebagai pewarna margarin.
5. Natrium Benzoat sebagai bahan pengawet.
6. Ni (Nikel) sebagai katalisator yang sering digunakan dalam proses hidrogenasi.
7. NaOH (kaustik soda) digunakan sebagai proses netralisasi untuk memisahkan asam lemak dari minyak atau lemak.
8. Air sebagai pencampuran bahan.
9. Garam (NaCl) sebagai pemberi asin.
10. Lechitin yang berasal dari kacang kedelai sebagai pengemulsi minyak.
Proses Pembuatan Margarin.
1. Tahap Netralisasi dengan Kaustik Soda
Netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stock).
2. Tahap Bleaching (pemucatan)
Pemucatan ialah suatu proses pemurnian untuk menghilangkan zat-zat warna yang tidak disukai dalam minyak. Pencampuran minyak dengan sejumlah kecil adsorben dan karbon aktif untuk menyerap zat warna dalam minyak tersebut dan menyerap suspensi koloid (gum dan resin).
3. Tahap Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Proses hidrogenasi dilakukan dengan menggunakan hydrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator.
Gliseril trioleat (minyak)/ gliseril tristearat (lemak)
Asam lemak tidak jenuh asam lemak jenuh
4. Tahap Deodorisasi
Proses deodorisasi adalah suatu tahap pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa tidak enak dalam minyak. Kerusakan minyak yang telah mengalami proses deodorisasi dapat disebabkan oleh proses oksidasi, hidrolisa, mikroba dan ion logam seperti Cu, Mg, Fe, Zn yang merupakan katalisator dalam proses oksidasi minyak. Logam tersebut dapat membentuk persenyawaan kompleks dengan hasil oksidasi asam lemak dan berubah menjadi radikal bebas
Pro-oksidan radikal bebas
5. Tahap Emulsifikasi
Proses Emulsifikasi ini bertujuan untuk mengemulsikan minyak dengan cara penambahan emulsifier fase cair dan fase minyak pada suhu 80oC dengan tekanan 1 atm. Terdapat dua tahap pada proses Emulsifikasi yaitu:
a. Proses pencampuran emulsifier fase minyak
Emulsifier fase minyak merupakan bahan tambahan yang dapat larut dalam minyak yang berguna untuk menghindari terpisahnya air dari emulsi air minyak terutama dalam penyimpanan. Emulsifier ini contohnya Lechitin sedangkan penambahan β-karoten pada margarine sebagai zat warna. Serta vitamin A dan D untuk menambah gizi.
b. Proses Pencampuran Emulsifier fas cair.
Emulsifier fase cair merupakan bahan tambahan yang tidak larut dalam minyak.
Emulsifier fase cair ini adalah :
- garam (NaCl) untuk memberikan rasa asin
- BHT (Butylated HydroxyToluene) atau BHA (Butylated HydroxyAnisole) sebagai bahan anti oksidan yang mencegah teroksidasinya minyak yang mengakibatkan minyak menjadi rusak dan berbau tengik
- Natrium Benzoat sebagai bahan pengawet.
6. Packaging (Pengemasan)
Packaging (Pengemasan) adalah proses pengemasan margarine agar mudah dipasarkan biasanya dikemas dalam berbagai bentuk dan ukuran wadah. Saat ini kebayakan margarine dikemas dalam poliethilene dan wadah yang dilapisi kantung.
Secara umum bahan pengemas yang baik terdiri dari 2 lapis, yaitu lapisan dalam berupa foil-wet-strenght tissue dan lapisan luar berupa kertas karton (foil paperboard).
3 komentar:
ribetya kalau yang gasuka kimia, kalu aku mendingan belajar bisnis ajalah yang lebih gampang,mau tau blog bisa buat nyari duitlo, pingin tau? kunjungi blogku
aku suka kimia,...
tapi klo lagi ga waras...
klo ge waras...
sory2 ja deh win,..
ga akan masuk ke otak gw,..
hahahahaha
tapi gpp lah...
biasanya klo blog u da gw baca,..
ntar jadi HOKI berat tuh...
percaya ma gw dhhaaaaa
liat ja ga lama lagi bakal ad dari galaksi lain yang komentar lebih banyak lagi..
wow...
idk...
teach me win
Posting Komentar